Mengapa kita sering mengeluhkan tentang berbagai hal yang telah kita peroleh?
Mengapa kita sering membanding-bandingkan kelebihan dan kekurangan orang lain?
Mengapa kita sering menjelekkan kekurangan orang lain?
Mengapa kita sering menilai orang dari permukaannya saja?
Mengapa kita sering lebih banyak menuntut hak dari pada mengerjakan kewajiban?
Mengapa kita sering menginginkan apa yang dimiliki oleh orang lain?
Mengapa kita sering menganggap diri kita yang paling baik dan paling benar?
Mengapa kita sering tertutup terhadap kritikan yang ditujukan kepada kita namun selalu saja melontarkan kritikan terhadap orang lain?
Mengapa kita sering secara tidak langsung ikut campur dalam urusan orang lain?
Mengapa kita sering sulit untuk mengakui kesalahan kita tetapi jago sekali mencari kesalahan orang lain?
Mengapa kita sering berpura-pura untuk menutupi kesalahan?
Mengapa kita sering tidak sadar bahwa kita adalah makhluk sosial yang hidup saling berinteraksi satu sama lain?
Jawabannya adalah karena kita kurang bersyukur dan terlalu berfokus pada diri kita sendiri, kita menjadikan diri kita sebagai sentral utama. Hal ini membuat kita selalu menganggap bahwa diri kita harus mendapat fokus penuh baik dari diri kita sendiri atau pun dari orang lain.
Siapakah yang seharusnya jadi point of focus diri kita? Apakah diri kita sendiri? Atau orang lain? TIDAK, yang menjadi fokus utama kita harusnya adalah Tuhan Yesus. Mengapa? Karena Tuhan Yesus adalah jalan kebenaran dan hidup, tidak ada yang dapat datang kepada Bapa kalau tidak melalui Tuhan Yesus (Yoh 14:6). Dari situ kita dapat melihat bahwa bukan diri kita yang menjadi sumber kebenaran dan sumber kehidupan, tetapi Tuhan Yesus.
Jadi apakah kita pantas untuk berfokus hanya kepada diri kita sendiri? Tidak. Hal ini hanya akan merusak hubungan kita dengan sesama kita terlebih dengan Tuhan. Rasa kurang bersyukur juga timbul akibat dari kita menjadikan diri kita atau kepuasan pribadi kita menjadi tolak ukur yang paling utama. Seandainya kita menjadikan Tuhan menjadi tolak ukur kita yang utama, kita pasti akan merasa cukup dengan apa yang diberikan Tuhan, berterima kasih dan bersyukur buat apa yang telah Tuhan berikan dan mengingat bahwa masih banyak orang lain yang kurang beruntung dibandingkan dengan kita.
Jadi, mulai sekarang mari kita belajar untuk mengucap syukur kepada Tuhan atas berkatNya dalam kehidupan kita. Fokuskanlah hati dan pikiran kita hanya kepada Tuhan, bukan kepada diri kita sendiri. Tuhan memberkati :)
Start praising, stop complaining!
Dewi Lestari Natalia.
Start praising, stop complaining!
Dewi Lestari Natalia.
Article "Why-Why Questions" protected