Kembali pada tahun ini seluruh umat Kristiani merayakan hari kebangkitan Tuhan Yesus Kristus atau yang biasa dikenal dengan Hari Paskah. Seperti biasa, sukacita meliputi seluruh umat menyambut kebangkitan Sang Raja penebus dosa manusia.
Paskah tahun ini aku dibukakan tentang pengucapan syukur. Bersyukur untuk hidupmu, hidup yang diberikan Tuhan secara cuma-cuma, hidup yang hanyalah anugerah Tuhan semata, hidup yang telah ditebus. Aku jadi teringat keluhan-keluhan kecilku yang sering secara tidak sengaja aku lontarkan. "Panas banget sih!" atau "Tiap hari kenapa macet terus???" atau "Aku lelah!". And so many things. And so many things. Huft. Manusia memang selalu seperti itu, selalu mengeluh ditengah anugerah nafas yang sudah diberikan. Bahkan untuk oksigen yang dihirup tiap detik saja, suka lupa untuk mensyukurinya.
Mazmur 8:3-4 "Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kau tempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat."
Sebegitu berharganya manusia dihadapan Allah.
Ya benar, tapi tetap saja aku masih sering mengeluh. Sering merengek sama keadaan hidupku yang rasanya selalu saja ada kurangnya.
Saat Jumat Agung kemarin, Naposo Maranatha Choir menyanyikan sebuah lagu berjudul Via Dolorosa yang menceritakan perjalanan Tuhan Yesus sebelum disalibkan. Lagu ini sangat luar biasa buatku, setiap mendengar atau menyanyikannya mataku selalu ku bendung untuk tidak meneteskan rintik tangis. Betapa Allah sangat mengasihi manusia.
Kuncinya hanya bersyukur. Karena manusia tidak mungkin dapat membalas kebaikan Allah. Bersyukur dari mulai hal terkecil. Bersyukur untuk nafas yang berhembus dan jantung yang berdetak, lingkungan sekitar yang melengkapi hidup, keluarga yang merawat, kawan sejawat yang berbagi, bahkan bersyukur dalam setiap kekurangan.
Percayalah dalam lelah dan letih, dalam kekurangan dan keterbatasan, serta dalam penderitaan sekalipun, jika kita melewatinya dengan syukur dan panjang sabar juga taat dan setia, kita akan menuai buah yang manis sebagai hasilnya.
Terima kasih ya Allah atas pengorbanan AnakMu di kayu salib yang menanggung senggara sebab cintaMu buat umat manusia. Bahkan dalam ketakutan, Tuhan Yesus tetap taat kepada Bapa, Tuhan Yesus berdoa dan menyerahkan semuanya ke tangan Allah. Aku bersyukur atas pengorbananMu ya Tuhan, dan ajar aku untuk setia bersyukur dalam imanku kepadaMu.
"Marilah kita tekun dan setia, penuh iman, dan giat melayani; sekilas saja kemuliaanNya mampu gantikan segala jerih lelah kita. Ketika tiba di surga kelak, alangkah gembiranya kita hari itu?"
Eliza E. Hewitt
Selamat Paskah,
Dewi Lestari Natalia.
Article "Selamat Paskah!" protected