Pandemi Covid-19 telah melumpuhkan berbagai bidang, mulai dari kesehatan, ekonomi, pariwisata, dan juga pendidikan. Saat ini, 68 juta peserta didik di Indonesia terdampak Covid-19. Mereka semua terpaksa belajar dari rumah. Tidak hanya peserta didik, sedikitnya 13 juta pendidik juga menjadi pendidik dari rumah selama wabah yang telah menutup akses pendidikan tatap muka sejak Maret 2020.
Akibatnya, pendidikan perlu adaptasi secara drastis terhadap perubahan yang mendadak ini. Merespon naiknya permintaan atas kebutuhan akses pembelajaran, banyak platform pembelajaran yang memberikan akses gratis terhadap penggunanya seperti Rumah Belajar, Ruang Guru, Quipper, dll. Platform tersebut memberikan kemudahan pendidik dan peserta didik dalam melanjutkan proses pembelajaran secara daring.
Tentu pendidik haruslah berinovasi dan berpikir kreatif untuk dapat menyesuaikan materi yang tersedia dalam platform tersebut. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan bahwa peserta didik akan merasa kesulitan dalam memahami materi yang disajikan karena tidak sesuai dengan karakteristiknya. Oleh karena itu, pendidik perlu memodifikasi dan mencari alternatif lain agar materi dan cara penyampaian materi dapat digunakan sesuai dengan karakteristik masing-masing peserta didik di sekolahnya.
Tantangan Pembelajaran di Masa Pandemi
Pintu sekolah telah ditutup selama beberapa bulan untuk dapat menghentikan penyebaran Covid-19. Sudah banyak upaya yang dilakukan untuk dapat menggunakan kemajuan teknologi dalam mendukung kelancaran proses belajar mengajar. Pada saat yang sama, bidang pendidikan menghadapi beberapa tantangan dalam penggunaan teknologi.
- Tempat yang tenang untuk belajar di rumah
Sekolah adalah tempat yang nyaman dan terpusat untuk belajar. Peserta didik memerlukan ruang yang tenang dan kondusif untuk dapat memahami materi dari pendidik, begitupun sebaliknya. Namun, hal ini justru merupakan kendala utama karena saat pembelajaran daring tidak semua dapat memiliki situasi yang tenag di rumah.
- Fasilitas yang mendukung
- Tidak semua sekolah memanfaatkan platform pembelajaran daring
- Kemampuan guru menggunakan teknologi
Pembelajaran Menyenangkan Bersama Teknologi Terkini
Proses pembelajaran secara daring maupun luring selama masa kebiasaan baru di tengah pandemi mengakibatkan banyak ditemui peserta didik yang mulai jenuh. Hal ini dapat terlihat dari rendahnya respon peserta didik saat pembelajaran, tingginya jumlah peserta didik yang tidak menyelesaikan tugas, serta rendahnya kehadiran siswa dalam pembelajaran. Perilaku peserta didik tersebut merupakan indikator bahwa pembelajaran yang disajikan kurang mampu meningkatkan minat dan motivasi peserta didik.
Menurut Dryden & Vos (2000: 213) semangat belajar akan muncul apabila tercipta proses pembelajaran yang menyenangkan dan pembelajaran tersebut akan efektif apabila peserta didik merasa senang. Pembelajaran yang menyenangkan dapat tercipta melalui perencanaan dan penerapan yang matang oleh pendidik. Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan tidak hanya sebatas pada pembelajaran daring, tetapi juga pembelajaran luring. Hal ini dikarenakan semuanya memiliki titik jenuhnya masing-masing.
- Ciptakan suasana yang menyenangkan
- Desain materi yang disampaikan
- Kegiatan interaktif
- Gunakan permainan untuk evaluasi
Mayoritas pendidik menggunakan Google Form untuk evaluasi pembelajaran daring. Pendidik perlu mencoba untuk menggunakan Kahoot atau Quizizz sebagai variasi. Platform tersebut menawarkan evaluasi yang dapat dikustom sesuai keinginan pendidik. Ada pilihan untuk evaluasi berbentuk pilihan ganda maupun benar salah yang dapat dipilih. Evaluasi dengan tampilan permainan dan pemberian tantangan akan menciptakan suasana yang menyenangkan bagi peserta didik daring dan luring.
- Manfaatkan YouTube
Teachers who love teaching teach children to love learning.
- Robert John Meehan
Peserta didik yang merasa senang saat pembelajaran tidak lepas dari dedikasi pendidik dalam mencintai proses pembelajaran. Dalam hal pembelajaran, pendidik dapat menambah wawasan melalui laman Guru Penggerak Indonesia. Laman tersebut diciptakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan sosialisasi teknologi informasi dan komunikasi kepada seluruh pengguna; mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menyimpan data serta informasi dan memberikan layanan bagi manajemen dan pelaksanaan program pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Pandemi Covid-19 tidak bisa selamanya memisahkan pendidik dari peserta didiknya. Hadirnya teknologi mampu menjembatani pertemuan pendidik dan peserta didik baik secara virtual maupun langsung. Akhirnya, semua kembali pada pilihan pendidik, mau menyeberangi jarak yang tercipta karena pandemi dengan teknologi atau selamanya terkurung dalam pembelajaran yang monoton dan membosankan?
***
PROFIL PENULIS
Dilahirkan di Palu pada tanggal 16 Juli 1994. Merupakan sarjana lulusan Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Negeri Yogyakarta. Penulis adalah salah satu pengajar di SMAN 1 Karangkobar yang meyakini bahwa matematika dapat disampaikan dengan cara yang menyenangkan.
REFERENSI
Dryden, Gordon dan Vos. Jeannette. 2000. Revolusi Cara Belajar. Jakarta: Penerbit Kaifa.
Guru Penggerak Indonesia. 2020. Tujuan. Diakses secara daring melalui https://www.gurupenggerakindonesia.com/tujuan/ pada 26 Oktober 2020.
Article "Pandemi Covid-19: Antara Teknologi dan Dedikasi" protected