The Introvelf

Why I choose this word to be the title of my post? I took the word from Introvert and Self, so it  became Introvelf haha that's a lil not-so-important-intermezzo. Well, recently I realized that I had some experience or relation with introvert people (let's say them with the introvelf). I have discovered that there's another personality which was very different with my self. Totally. I called them, the introvelf.

The introvelf seems so different with me. BOOM. Like that this falls on my head. That's the reason why I'm so curious with the introvelf. There're so many human population in this world. Reading all of them is impossible, thus trying to understand all humans is not a possible task. But, I try. I feel there's something 'balabalabumbum' into their heart which I can't guess what. Jangankan menebak, mencoba masuk saja tidak bisa. Tapi justru itulah membuat gue penasaran sama the introvelf.

Realized it or not, bahkan beberapa sahabat gue juga termasuk golongan the introvelf loh. Jadi sebenarnya gue sudah lama berteman dengan orang yang karakternya jauh berbeda dengan gue sendiri. Beside makes me feel curious, they sometimes jadi nyebelin juga di mata gue. Why? Because they live with their own word and world without make any sense to others. Kan nyebelin yah? Kayak gak dianggep kesannya. But honestly, maksud mereka gak gitu sih sebenarnya. Ya, namanya juga the introvelf, si asik-sendiri-dengan-dunianya. 

According to my analysis (gaya-gayaan), here are some things that make the introvelf become the unique dan nyebelin (sometimes) at the same time haha:
  • Talk Less
The Introvelf chooses to talk not as much as the others. Why? Gak tau juga sih, selama ini semua intorvelf intinya irit ngomong. Keiritannya ngomong inilah yang kadang suka bikin sebel orang-orang yang banyak omong kayak gue. Bahkan, mereka tidak suka untuk memulai suatu pembicaraan. Dalam keheningan yang mendalam tanpa ada pembicaraan disitulah The Introvelf merasa nyaman, tapi justru sebaliknya untuk orang ekstrovert seperti gue. Suasana seperti itu adalah suasana kikuk yang menyebalkan krik krik krik.
  • Si Misterius 
Because they talked less, jadi hanya sedikit cerita yang beredar tentang The Introvelf. Mungkin hanya satu atau dua orang yang tau cerita mendalam tentang diri mereka. If you are not their best friend, jangan harap lo bakal tau seluk beluk mendalam tentang mereka. Berdasarkan pengalaman gue, butuh bakat super kepo dan momen yang pas biar The Introvelf mau cerita tentang dirinya. Inilah yang membuat mereka jadi misterius dan bikin orang jadi penasaran, awww.
  •   Irit Senyum
Have you ever laughed out load until you can't feel your breathe? Gue sih sering, sampe ketawa tumpeh-tumpeh tanpa malu bahkan. How about The Intovelf? Jangan ngarep deh bisa liat mereka ketawa ngakak sering-sering. Jangankan ketawa, senyum aja irit banget. Jadi berasa bodoh banget deh gue kalau lagi ngelawak di depan mereka. Kayaknya tuh yah, kalau mereka udah senyum beeuuhhh luar biasa banget :")
  •  Jaim, Cool(kas), atau Jutek?
Gara-gara irit senyum, banyak yang bilang The Introvelf itu jaim. Tapi ada juga yang bilang kalau mereka cool, kul kul kulkas kaliii. Atau malah jutek yah? Abisnya senyumnya irit banget sih. Udah senyumnya irit, ngomongnya irit juga lagi. I'm sure, I must try hard to make a warm conversation between them. But, most of my friends, sejutek-juteknya, sediam-diamnya, sejaim-jaimnya pasti bakalan jawab kok kalau ditanya hehe
  • I Can Do It by My Self
Antother thing yang agak arogan dari The Introvelf adalah they always think that they can do everything by their self. Menurut info yang gue dapat sih, bukan karena mereka gak butuh bantuan orang lain, tapi mereka enggan untuk meminta. Ya itu dia, balik lagi ke beberapa point di atas, karena mereka itu rata-rata jaim untuk minta tolong, irit bicara, dan lebih suka suasana yang tenang tanpa gangguan dari luar. 
Ya begitulah kira-kira. Beberapa hal itu berasal dari pengalaman gue berteman dengan some of The Introvelf. So far, tidak ada yang aneh dari mereka, namun saja mereka lebih suka ketenangan dibandingkan dengan keramaian. One of my introvelf friends said: "I'm not mad or depressed or antisocial. I just need to not talk anyone for a while and that's okay". Unik yah? haha. Sometimes gue juga sering terjebak penasaran sama The Introvelf, sebenarnya mereka lagi mikirin apa sih? Kok susah banget untuk ditebak haha. Beside of that, The Inrovelf ini kadang suka bikin gue bingung saking sulit dibaca gerak-geriknya dan akhirnya membuat gue bingung juga untuk bertindak atau mengambil sikap, brrrr. But believe me, mereka akan berubah kok saat mereka sudah menemukan orang yang nyaman untuk mereka bercerita atau berteman. 





Dear The Introvelf,
Dewi Lestari Natalia.

    Article "The Introvelf" protected

    Posting Komentar

    Lebih baru Lebih lama