Manila Trip: Itinerary dan Budget

Manila mempunyai kesan tersendiri buatku karena kota ini adalah tempat pertama yang aku jajaki saat pertama kali ke luar negeri. Tahun 2020, ternyata tidak banyak perubahan dari Manila sejak terakhir aku berkunjung di tahun 2016. Manila terletak di Pulau Luzon, yaitu pulau terbesar di Filipina. Manila ini bisa dibilang mirip dengan Jakarta, ramai, macet, polusi, bahkan teriknya Manila pun sama seperti Jakarta. 
Rizal Park Manila
Negara bekas jajahan Spanyol ini sebenarnya lebih terkenal dengan wisata pantai dan lautnya, secara Filipina merupakan negara kepulauan. Namun, tidak ada salahnya kalau kamu mau mencoba suasana kota yang padat penduduk seperti di Manila. Kamu akan banyak menemui bangunan dengan gaya arsitektur Eropa, semua bangunan itu rata-rata adalah peninggalan Spanyol saat masa penjajahan.

Awal tahun 2020, aku bersama dengan dua orang rekanku traveling ke Manila karena tergoda harga tiket pesawat yang sangat murah. Kami menghabiskan akhir pekan keliling Manila, hanya 2 hari 1 malam. Bagaikan sultan yang kalau bosen, langsung cus malam mingguan di luar negeri haha. Saat itu kasus covid-19 sudah mulai marak di China, namun masih belum booming di ASEAN, makanya aku putuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan.

Trip Planning

Tiket Pesawat

Sekitar September 2019, Cebu Pasific menggelar travel fair dengan diskon besar-besaran. Karena tergiur dengan harganya yang murah, akhirnya secara impulsif aku memutuskan untuk membeli tiket pulang-pergi Jakarta-Manila seharga hanya 50 USD atau setara dengan Rp 700.000,- parah kan murahnya? Padahal harga normal biasanya bisa mencapai Rp 1.500.000 - Rp 2.000.000 loh. 

Penginapan

Berhubung aku pergi bersama Andro dan Maylani, akhirnya kami memutuskan untuk memesan Airbnb supaya bisa lebih hemat. Airbnb yang aku pesan berupa apartemen di Wynn Plaza, Manila yang cukup lengkap fasilitasnya dan lokasinya dekat dengan stasiun LRT Pedro Gill. Pemiliknya bernama Von sangat fasih berbahasa Inggris sehingga tidak sulit selama kami berkomunikasi. Tapi memang rata-rata orang Filipina menguasai bahasa Inggris, bahkan sekelas supir Jeepney sekalipun. 

Menurutku lokasi Airbnb ini sangat strategis, dekat dengan 711 dan Circle K, hanya 3 menit berjalan ke stasiun LRT, dan di depan apartemen dilewati Jeepney dengan berbagai jurusan. Selain itu juga dekat dengan Robinson Mall, hanya 30 menit berjalan kaki. Rate yang ditawarkan pada saat itu sekitar 48 USD atau sekitar Rp 600.000 semalam, cukup murah untuk patungan 3 orang, tapi sayangnya tidak disediakan sarapan dan tidak bisa early check-in dan late check-out.

SIM Card

Untuk bisa internetan selama di Manila, aku membeli SIM Card dari Klook. SIM Card diambil di Terminal 3 Bandara Internasional Ninoy Aquino. SIM Card 3G/4G aktif selama 7 hari dengan paket data 4Gb juga bisa untuk SMS dan telepon, harganya sekitar Rp 90.000,-.  Selain SIM Card, kamu juga bisa menyewa pocket Wifi atau berlangganan roaming dari provider kamu. 

Mata Uang

Mata uang Filipina adalah Peso Filipina (PHP). Sebelum keberangkatan, kamu bisa menukarkan Rupiah dengan Peso di money changer Jakarta. Bisa juga ambil uang di ATM saat ketibaan di Manila, tapi biasanya biaya administrasinya cukup mahal. Nilai tukar 1 PHP setara dengan Rp 300,-. Cukup murah sih. Biaya hidup di Manila pun hampir sama dengan Jakarta, bahkan sedikit lebih murah.

Transportasi

Selama di Manila, aku mencoba semua transportasi. Mulai dari bus, jeepney, MRT, LRT, taksi juga Grab. Bisa dibilang transportasi di Manila sudah cukup baik. Mirip-miriplah sama Jakarta, ada abang-abang kenek jeepney yang nyebut-nyebut jurusan dan manggil-manggil calon penumpang. Jeepney merupakan transportasi umum di Manila yang mirip angkot, namun bentuknya sangat unik dan warna-warni. Kalau LRT di Manila, hmm sepertinya lebih bagus Commuter Line sih. LRT ini juga belum dapat diakses di seluruh sudut kota, hanya di beberapa titik saja. Pastinya kamu harus mencoba semua transportasi di sini yah.
Jeepney Manila
Jeepney

Itinerary

Setibanya di Bandara Terminal 3 Bandara Internasional Ninoy Aquino, aku langsung menukarkan voucher SIM Card di booth Klook. Setelah itu bergegas keluar bandara dan mencari transportasi menuju ke pusat kota. Saat itu berbekal dengan tanya sana-sini, akhirnya aku memutuskan untuk naik bis apapun yang melewati stasiun LRT atau MRT. Tidak ada semacam LRT atau MRT dari bandara menuju pusat kota. Jadi alternatif termurah dari bandara menuju pusat kota Manila ada dengan menggunakan bis. 

Hampiri saja deretan bis yang terparkir dekat dengan pintu keluar bandara. Kemudian cari saja bis tujuan Baclaran yang melewati LRT EDSA. Tarif yang ditawarkan tidak mahal, hanya 20 PHP. Kebetulan, LRT EDSA dekat dengan tujuan pertamaku, yaitu Intramuros. 

Intramuros

Perjalanan menuju Intramuros sangat mudah, dari LRT EDSA kamu bisa naik LRT Line 1 dan turun di Stasiun United Nation. Kemudian tinggal berjalan kaki sekitar 20 menit. Oh iya, cara pembelian tiket LRT di Manila sangat mudah, kamu tinggal antri di loket dan sebutkan saja stasiun tujuanmu dan jumlah tiketnya, maka petugas akan menyebutkan total biaya yang harus dibayar.
Tiket LRT Manila
Tiket LRT sekali jalan
Intramuros merupakan kawasan kota tua di Manila yang luasnya mencapai 64 hektar. Kawasan ini terdiri dari beberapa tempat bersejarah yang bisa kamu jelajahi satu per satu. Setiap sudut Intramuros dikelilingi oleh bangunan tua dengan gaya arsitektur Spanyol sebagai peninggalan pada zaman penjajahan. 
Intramuros Manila
Intramuros Manila
Dulunya kawasan ini merupakan benteng yang dikelilingi oleh parit atau sungai. Di dalamnya terdapat gereja, istana, sekolah, gedung pemerintahan, dan juga rumah penduduk. Karena bentuknya yang dikelilingi oleh dinding-dinding benteng, maka kawasan ini dinamakan Intramuros.
Intramuros Manila
Kawasan kota tua Manila
Saat memasuki kawasan Intramuros, akan banyak pengayuh becak yang mengikutimu dan menawarkan berbagai paket wisata keliling Intramuros. Ada juga paket wisata berkeliling Intramuros dengan menggunakan sepeda bambu. Namun, aku lebih suka berkeliling jalan kaki dan menjelajahi satu per satu bangunan bersejarah di Intramuros.

Manila Cathedral 

Manila Cathedral masih terletak di kawasan Intramuros. Manila dikenal sebagai kota yang memiliki banyak gereja dengan bangunan tua yang bersejarah. Gereja ini terletak dekat dengan Plaza Roma. Manila Cathedral merupakan gereja dengan arsitektur neo-romanesque yang dibangun pada tahun 1571. Sayangnya karena saat itu sedang ada pernikahan, maka aku tidak diperkenankan untuk memasukinya.
Manila Cathedral
Manila Cathedral
Persis di depan gereja ada taman Plaza Roma yang ramai dipenuhi warga sekitar untuk sekedar duduk-duduk. Ada juga penjual es krim khas Filipina yang menjajalkan jualannya di gerobak kecil. Kamu wajib coba es krim dengan rasa mangga, alpukat, dan yang paling khas adalah rasa ubi ungu. Rasanya enak dan menyegarkan, sekaligus juga menenangkan dahaga ditengah terik matahari Manila saat itu.

Fort Santiago

Tidak jauh dari Manila Cathedral terdapat Fort Santiago yang merupakan benteng pertama yang dibangun di Manila. Kamu bisa membayar 75 PHP untuk menikmati suasana benteng utama dalam masa pemerintahan Spanyol. Konon katanya benteng inilah yang menjadi tempat tahanan, penyiksaan, hingga makamnya Jose Rizal, yang merupakan tokoh pahlawan rakyat Filipina.
Fort Santiago Manila
Fort Santiago Manila
Di dalam kawasan Fort Santiago terdapat Rizal Shrine atau Museum of Jose Rizal yang berisikan sejarah dan cerita kehidupan Jose Rizal. Banyak kisah sejarah yang disimpan dalam museum ini. Kemudian ada juga penjara bawah tanah yang terletak di bagian belakang benteng. Ada pula History Fortress Learning Center yang memajang hasil karya lego putih yang mencerminkan kekayaan bangunan Filipina. Bagian paling belakang benteng terdapat lapangan hijau yang dari sana kita dapat melihat Sungai Pasig.

China Town

Kebetulan dari Fort Santiago menuju china town hanya berjarak 2 km atau bisa ditempuh dengan berjalan kaki selama kurang lebih 20 menit. Kamu juga bisa naik jeepney, tapi sepertinya tanggung karena jaraknya yang cukup dekat.
China town Manila
China town Manila
China town Manila
Pawai tahun baru china
Konon katanya china town tertua di dunia adalah china town yang terletak di Manila, tepatnya di kawasan Binondo. Saat aku berkunjung ke sana masih dalam nuansa tahun baru china, sehingga suasana di china town saat itu sangatlah ramai. Ada semacam pawai dan pesta rakyat di sana. Banyak pedagang kaki lima menggelar jualannya di sepanjang jalan. Pertunjukan barongsai juga kerap memeriahkan suasana perayaan tahun baru china di sana. 

Binondo Churh

Masih terletak di kawasan china town, Binondo, terdapat sebuah gereja bersejarah yang berdiri megah di sana, yaitu Binondo Church. Binondo Church memiliki nama asli yaitu Minor Basilica and National Shrine of San Lorenzo Ruiz, yang diambil dari nama San Lorenzo Ruiz yang merupakan Santo Filipina pertama. Ayah San Lorenzo Ruiz merupakan keturunan China dan ibunya asli Filipina. Bangunan gereja sangat khas dengan aksen list berwarna merah menyala.
Binondo church
Binondo church
Sampai saat ini gereja masih aktif digunakan untuk beribadah oleh warga sekitar. Kamu bebas memasuki dan melihat-lihat arsitektur di dalam gereja asalkan tidak mengganggu jalannya ibadah. Saat itu Binondo Church sangat ramai dikunjungi oleh orang-orang yang juga sembari mengikuti pawai perayaan tahun baru china. Akhirnya aku memilih hanya melihat sebentar ke dalam gereja, karena suasana sangat tidak kondusif dan dipenuhi banyak orang. Persis di seberang Binondo Church terdapat sebuah taman yang banyak dikunjungi oleh warga sekitar juga para wisatawan, yaitu Plaza San Lorenzo Ruiz.

Manila Bay

Sore hari aku memutuskan untuk menuju Wynn Plaza, tempatku menginap untuk check-in dan beristirahat sejenak. Setelah itu aku melanjutkan perjalanan menuju Manila Bay dengan menggunakan LRT dari Stasiun Pedro Gil menuju Stasiun EDSA kemudian lanjut dengan menggunakan jeepney. Oh iya tarif jeepney sangatlah murah hanya 8 PHP untuk jarak jauh maupun dekat.
Manila Bay
Manila Bay
Berjalan dipinggiran laut sambil menikmati matahari tenggelam dapat kamu lakukan di kawasan Manila Bay. Manila Bay ini membentang dari mulai Kedutaan Amerika Serikat hingga ke Pusat Kebudayaan Filipina. Banyak juga cafe dan restauran yang berdiri dekat Manila Bay, sehingga bisa kamu jadikan pilihan untuk tempat bersantap malam.

Mall of Asia

Mall of Asia terletak tidak jauh dari Manila Bay, kamu bisa berjalan kaki sambil menikmati angin laut yang sepoi-sepoi. Mall of Asia merupakan super market atau mall terbesar di Bay City. Bangunannya yang cukup besar membuat aku kebingungan dan bahkan harus menggunakan maps. Kamu bisa berbelanja di Mall of Asia, dari mulai brand lokal Filipina hingga ke brand ternama, semuanya lengkap.
Mall of Asia
Mall of Asia
Aku membeli sebuah sweater rajut seharga Rp 80.000, murah banget untuk ukuran mall. Setelah itu aku berbelanja oleh-oleh di Kultura, suatu toko oleh-oleh terkenal di Manila. Aku membeli snack khas Filipina, yaitu polvoron dengan berbagai rasa, kemudian manisan mangga, kaos, tempelan kulkas, dan coklat. Kultura menyediakan banyak sekali pilihan oleh-oleh yang bisa kamu beli.

***

Hari kedua, aku hanya sempat mengunjungi beberapa tempat saja karena pada malam hari harus ke bandara dan kembali menuju Jakarta. Wynn Plaza, Airbnb tempatku menginap tidak memperbolehkan kami menitip tas atau pun late check-out, sehingga aku harus membawa tas ku sembari berkeliling sebelum kembali menuju bandara. Akhirnya pagi hari aku putuskan untuk jalan pagi sejenak mengitari Rizal Park, kemudian kembali ke Wynn Plaza untuk packing dan bergegas lalu menghabiskan waktu keliling-keliling Mall of Asia (lagi) hehe.

Rizal Park

Jarak dari Wynn Plaza menuju Rizal Park sebenarnya cukup jauh, sekitar 2 km. Namun, aku putuskan untuk berjalan kaki di pagi hari sembari sedikit berolahraga. Rizal Park merupakan kawasan taman yang banyak dikunjungi masyarakat untuk berolahraga. Banyak sekali area-area yang dapat di explore di kawasan Rizal Park.
Rizal Park
Rizal Park
National Museum of Natural History
National Museum of Natural History
Monumen of Jose Rizal
Monumen of Jose Rizal
Yang terkenal adalah Monumen Jose Rizal yang berdiri kokoh dan dijaga oleh petugas yang terlihat seperti tentara. Selain itu terdapat juga Monumen Lapu-Lapu atau dikenal juga Sentinel of Freedom yang merupakan hadiah dari pemerintah Korea. Di sisi kanan dan kiri Monumen Lapu-Lapu terdapat dua museum yaitu National Museum of Natural History dan Nasional Museum of Anthropology serta tak jauh dari sana terdapat pula gedung Perpustakaan Nasional Filipina.

Robinson Mall

Aku berjalan kaki dari Wynn Plaza menuju Robinson Mall karena letaknya cukup dekat hanya 1 km sekitar 15 menit saja. Tujuanku ke sini sebenarnya cuma satu, mau beli Chef Tony Popcorn. Popcorn yang membuat aku jatuh cinta sejak pertama kali aku mencobanya tahun 2016 silam. Dulu aku membelinya di Robinson Mall, dan untung saja kali kedua aku ke sini, ternyata tokonya masih ada hehe. Chef Tony popcorn tersedia dalam berbagai rasa, tapi aku paling suka rasa original caramel dan creamy parmesan. Letak gerai Chef Tony berada di lantai dasar Robinson Mall, persis di seberang super market.

Kuliner

Tidak lengkap rasanya jika berwisata tanpa mencoba makanan khas dari tempat wisatanya. Nah, ini dia beberapa destinasi kuliner yang aku coba dan bisa jadi referensi kuliner kamu saat berkunjung ke Manila:

Jollibee

Jollibee merupakan restoran ayam krispi cepat saji yang sangat terkenal di Filipina. Bahkan ketenarannya mengalahkan KFC dan McDonald. Aku mencoba mencicipi Jollibee yang terletak di Mall of Asia dan membeli paket nasi, ayam, kentang, dan cola seharga kurang lebih Rp 30.000,-. Rasanya hampir sama dengan ayam goreng krispi cepat saji lainnya, hanya saos yang ditawarkan Jollibee seperti punya rasa yang khas. 
Menu Jollibee Manila
Menu Jollibee
Store
 Jollibee ini tersebar banyak sekali di setiap sudut kota Manila, bahkan Jollibee yang dekat penginapan kami, sepanjang jalan Pedro Gil, buka selama 24 jam. Wajib banget kamu cobain kalau lagi traveling ke Filipina yah!
Jollibee store

Balut

Balut merupakan makanan ekstrem khas Filipina. Balut merupakan telur yang berisikan embrio bebek/ itik yang direbus kemudian dimakan langsung. Sebenarnya aku menikmati balut saat kunjungan pertamaku ke Manila pada tahun 2016. Rasanya kriuk kriuk haha mirip dengan rasa telur rebus. Kamu harus mencoba sendiri sensasinya. Balut dapat dibeli di penjual yang mangkal di pinggir jalan dengan sepeda gerobak pada malam hari. Namun, sayangnya kunjungan kedua ini aku tidak dapat menemui penjual balut sepanjang perjalanan.
Balut Manila
Balut 

Es Krim Ubi

Jajanan pinggir jalan khas Manila yang murah meriah serta menyegarkan, salah satunya adalah es krim. Es krim ini dijual dengan berbagai rasa, ada rasa mangga, alpukat, keju, jeruk, dan yang paling unik adalah rasa ubi ungu. Harganya murah hanya 10-25 PHP. Aku membeli es krim ini pertama kali di depan Manila Cathedral, kemudian di samping Binondo Church dan di kawasan Rizal Park.
es krim ubee manila
Es krim mangga dan alpukat

Restauran Halal Martabak

Mencari resturan halal di Manila itu susah-susah gampang. Aku hanya menemukan satu, yaitu Restauran Martabak Indo-Malay Food yang terletak di Mall of Asia. Restauran ini menyediakan berbagai masakan Indonesia, mulai dari rendang, ayam goreng, nasi goreng, gado-gado dan masih banyak lagi. Rasanya sangat enak dan porsinya cukup banyak, harga yang ditawarkan sayangnya agak mahal, namun menurutku tidak masalah karena rasa makanannya sangat enak.

Budget

Perjalanan ini dilakukan pada bulan Januari 2020 bersama dengan dua orang rekan sepermainan. Budget yang dihabiskan untuk berakhir pekan selama Sabtu dan Minggu tidak terlalu besar, karena memang biaya hidup di Manila bisa dibilang hampir sama dengan Jakarta.
Itinerary Manila


Sekian sudah cerita malam minggu ala sultan di Manila. Next, kalau punya kesempatan mengunjungi Filipina kembali, kayak seru explore Cebu, Borocay, El Nido, Palawan, Coron, dan destinasi wisata lainnya. Kalau kamu gimana?





Article "Manila Trip: Itinerary dan Budget" protected

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama