Perjalanan ke Gorontalo saat itu adalah rangkaian terakhir liburanku berkeliling Pulau Sulawesi. Aku mengunjungi Desa Botubarani, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Tidak banyak yang ku ketahui tentang desa ini, namun aku tahu kalau desa ini memiliki wisata laut yang unik, yaitu Objek Wisata Hiu Paus, di Pangkalan IV Wisata Hiu Paus.
Letaknya tidak jauh dari pusat kota Gorontalo, hanya berjarak kurang lebih 12 km dan dapat ditempuh selama 40 menit dengan kendaraan bermotor. Wisata ini sudah beroperasi sejak tahun 2016, berawal dari ketidaksengajaan warga membuang limbah kulit udang vaname, sisa pengolahan pabrik udang di Botubarani. Ternyata hal ini memancing kedatangan para hiu paus ke perairan pantai.
Wisata Hiu Paus Desa Botubarani |
Desa Botubarani |
Kesan pertama mendengar kata Hiu Paus, nyali terasa ciut. Seolah tidak percaya bisa melihatnya langsung dan berenang bersama. Pertama kali dalam hidupku melihat Hiu Paus, atau Whale Shark (Rhincodon Typus) atau dalam bahasa Gorontalo disebut Munggiango Hulalo, secara langsung bahkan sampai nyaris menyentuhnya. Bulu kudukku merinding, bukan karena takut tapi karena perasaan takjub yang luar biasa.
Setibanya disana, aku dan rombongan terlebih dahulu menyewa mask, snorkle, dan fins untuk kebutuhan menyelam. Beberapa tempat penyewaan bisa kamu temui di sana. Setelah itu pengunjung harus membayar tiket masuk seharga Rp 25.000,- dan menyewa perahu seharga Rp 75.000,- untuk kapasitas maksimal 3 orang dengan durasi 30 menit. Kemudian jangan lupa membeli makanan untuk diberikan kepada Hiu Paus, berupa udang mentah seharga Rp 15.000,- per plastik.
Seorang pemandu, yaitu pemilik kapal yang aku sewa, menjelaskan sedikit tentang kondisi hiu paus hari itu. Dia menyebutkan bahwa jumlah hiu paus yang dapat dilihat pagi itu sebanyak 5 ekor. Katanya aku termasuk beruntung karena hari sebelumnya hanya 3 ekor saja yang muncul ke perairan pantai. Kemunculan hiu paus tidak dapat diprediksi tiap harinya. Bisa saja tidak ada satu ekorpun yang muncul pada hari itu.
Saat perahu mulai berada di tengah laut, tangan kanan sang pemandu mengetuk-ngetuk badan perahu, sementara tangan kirinya memegang dayung. Bukan hanya pemandu di kapalku, namun semua orang di perahu lain pun melakukan hal yang sama. Ternyata ketukan itulah yang memancing kedatangan sang satwa raksasa itu mendekati perahu.
Wajah penuh kagum terpancar dari mukaku saat itu. Bagaimana tidak, dihadapanku muncul seekor hiu paus raksasa yang panjangnya mungkin lebih dari 10 meter, mulutnya lebar bagaikan flush air yang berputar melingkar, badannya penuh bintik putih dan matanya berbentuk bulat hitam. Teriakan bahagia keluar dari mulutku sembari melemparkan udang ke dalam mulut sang hiu paus. Rasanya masih tidak percaya.
Ukuran hiu paus sangat besar, mulutnya seperti flush air |
Aku coba sendiri mengetuk perahu untuk memancing kedatangan hiu paus. Dalam hitungan detik, seekor hiu paus pun datang dan segera memunculkan mulutnya ke permukaan air, membuka lebar mulutnya untuk siap menerima santapan yang aku berikan. Sayangnya saat itu aku tidak berani untuk menyelam dan berenang bersama hiu paus. Hanya beberapa orang temanku yang berani menyelam demi merasakan sensasi berenang bersama hiu paus. Penyesalan memang selalu datang terlambat hehe next time aku tidak akan melewatkannya.
Berenang bersama hiu paus |
Ada beberapa hal perlu diperhatikan saat kamu ingin berenang bersama hiu paus. Jangan berenang terlalu dekat dan jangan sampai menyentuh badannya, apalagi ekornya. Hal ini akan membuat hiu paus kaget dan gusar. Saat mereka kaget, ekornya akan dihempaskan dan sangat berbahaya bahkan mematikan. Selain itu, jangan menggunakan flash atau lighting saat menyelam atau mengambil foto, karena cahaya dari alat-alat tersebut dapat merusak mata hiu paus.
Tiga ekor hiu paus mengelilingi perahu |
Wisata hiu paus |
Informasi dalam sebuah artikel dari situs Mongabay mengatakan bahwa berdasarkan pedoman dan monitoring hiu paus yang dikeluarkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), satwa ini masuk daftar merah species terancam oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) dengan status Rentan (Vulnerable).
Populasinya diperkirakan mengalami penurunan 20-50% dalam kurun waktu 10 tahun. Sampai dengan Agustus 2020, hiu paus masuk dalam Apendiks II Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), yang artinya daftar spesies yang tidak terancam kepunahan, tetapi mungkin terancam punah bila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya pengaturan. Perdagangan internasional untuk komoditas ini harus melalui aturan yang menjamin pemanfaatannya tidak akan mengancam kelestariannya di alam.
Pengalaman berenang bersama hiu paus di laut lepas |
Penampakan hiu paus dari atas udara |
Oleh sebab itu, kita harus turut menjaga kelestariannya dengan berwisata secara pintar. Ikuti petunjuk pemandu wisata dan tidak egois hanya untuk sekedar mendapat kepuasan diri sendiri. Pengalaman traveling ke Gorontalo ini benar-benar pengalaman luar biasa. Impian bertemu langsung dengan hiu paus akhirnya jadi kenyataan. See you next time, dear! Nanti, ajak aku berenang bareng yah :)
Article "Berenang Bersama Hiu Paus di Gorontalo" protected