Keindahan alam Pulau Sumba membuatnya dijuluki sebagai surga kecil yang jatuh ke bumi. Pulau yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur ini menyimpan sejuta pesona yang menawan dan memikat hati. Tidak heran kalau belakangan Pulau Sumba kerap menjadi primadona wisata Indonesia diantara turis domestik bahkan hingga mancanegara. Kekayaan alam dan budaya Pulau Sumba benar-benar membuatku jatuh hati pada pandangan pertama.
Hari itu, tanpa pikir panjang akhirnya aku memutuskan untuk berkunjung ke Sumba, setelah melihat sebuah postingan instagram seorang teman yang memperlihatkan keelokan Bukit Wairinding di Pulau Sumba. Tidak perlu banyak alasan untuk berkunjung ke Sumba, hanya satu, karena aku ingin merasakan surga di bumi Indonesia. Sungguh, aku dan Sumba bagaikan cinta pada pandangan pertama, yang selalu terkenang dan tak terlupakan.
Selain menyimpan pesona alam yang begitu eksotis, Sumba juga menawarkan keindahan budaya yang memukau. Jadi, tidak heran kalau setelah berkunjung ke Sumba, kamu pasti akan berkeinginan untuk kembali lagi suatu hari nanti. Berikut ulasan keindahan alam dan budaya yang pastinya akan membuat kamu ingin segera berlibur ke Sumba:
Deru Ombak di Pesisir Pantai
Pulau Sumba yang dikelilingi oleh lautan ini mempunyai banyak pantai yang sangat indah. Setiap pantai mempunyai ciri khas tersendiri. Sebut saja Pantai Bwana yang khas dengan pesona karang bolong raksasanya. Ada lagi Pantai Mandorak yang katanya adalah pantai terbaik untuk surfing di Pulau Sumba. Fenomena water blow di Pantai Pero juga tidak kalah menarik dan harus kamu nikmati. Kemudian eksotisme senja bersama pepohonan mangrove di Pantai Walakiri yang sangat memukau. Selain itu, kamu juga wajib menjejaki pantai pasir putih di pinggiran padang savana yang dinamankan Pantai Puru Kanbera.
Pantai Bwana |
Pantai Mandorak |
Pantai Pero |
Pantai Walakiri |
Pantai Puru Kanbera |
Deretan pantai tersebut hanyalah sebagian pantai di Sumba yang pernah aku kunjungi. Masih banyak pantai lainnya yang tidak kalah unik dan indah untuk didatangi. Sebagian besar pantai di Sumba masih perawan dan alami, bahkan beberapa ada juga yang masih jarang tersentuh oleh para wisatawan. Jadi, jangan sampai kamu melewatkan deru ombak di pesisir pantai Sumba ya!
Barisan Bukit Bergelombang
Topografi alam Sumba didominasi oleh rangkaian perbukitan kapur yang tak ayal membuat Sumba dijuluki sebagai Negeri Seribu Bukit. Berkunjung ke Sumba membuatku merasakan kepingan surga yang terhampar diantara perbukitan. Ada Bukit Wairinding yang landscapenya membuatku merinding. Bagaimana tidak, Bukit Wairinding terlihat menakjubkan dengan vegetasi gelombang padang rumput yang sangat luas.
Bukit Wairinding |
Bukit lainnya yang tak kalah elok adalah Bukit Lendongara yang letaknya tidak jauh dari Bandara Tambolaka. Walaupun keeksisannya tidak setenar Bukit Wairinding, namun Bukit Lendongara bisa memberikan ketenangan kepada para pengunjungnya, karena memang tidak banyak orang yang memilih bukit ini untuk dikunjungi. Barisan gelombang Bukit Lendongara sangat cocok dijadikan teman untuk menyambut tenggelamnya sang surya.
Bukit Lendongara |
Sementara untuk menyambut datangnya sang fajar dipagi hari, Bukit Persaudaraan adalah tempat yang paling cocok. Bukit Persaudaraan menawarkan pemandangan berpetak-petak sawah, gundukan perbukitan sampai ke garis laut Pulau Sumba.
Bukit Persaudaraan |
Panorama Padang Savana
Jangan berpikir bahwa padang savana hanya dapat kamu temui di Benua Afrika. Hey, Sumba punya itu juga loh! Panorama alam bagai padang savana di Benua Afrika dapat kamu temui juga di Sumba. Salah satu padang savana yang terkenal dan harus kamu jelajahi adalah Savana Puru Kanbera. Savana berwarna kuning keemasan dimusim kemarau, dibalut dengan birunya langit dan hembusan angin sejuk akan memanjakan mata dan jiwamu. Pun hamparan hijau padang savana juga dapat kamu temui saat musim penghujan tiba.
Jalan menuju Savana Puru Kanbera |
Bersiaplah juga menikmati uniknya tingkah laku gerombolan kuda liar Sumba yang kerap berlalu-lalang di Savana Puru Kanbera ini. Namun, kamu harus ekstra hati-hati saat ingin mendekat ke gerombolan kuda liar ini, jangan sampai mengganggu aktivitas seru kuda-kuda itu kalau kamu tidak ingin mereka kabur. Fenomena ini hanya dapat kamu nikmati di alam Sumba pada musim kemarau, karena pada musim penghujan kuda-kuda tersebut cenderung menyembunyikan diri mereka.
Air Terjun dan Laguna Eksotis
Pantai dan bukit kerap menjadi primadona bagi pesona alam Sumba. Namun, disamping itu Sumba juga menyimpan pesona alam lainnya yang tak kalah cantik, yaitu air terjun dan laguna yang masih tersembunyi. Letak Sumba yang dikelilingi garis pantai dan didominasi oleh perbukitan membuat suasana Sumba terasa sangat kering dan terik. Air terjun dan laguna ini hadir bak oase ditengah teriknya matahari Sumba.
Kamu dapat merasakan surga tersembunyi yang jatuh dihamparan Air Terjun Lapopu. Walaupun akses jalannya cukup ekstrem, namun kejernihan dan dingin airnya dapat menyegarkan ragamu. Adalagi Air Terjun Tanggedu yang bertingkat-tingkat. Untuk dapat mencapainya, kamu harus trekking kurang lebih 45 menit dari akses jalan utamanya melewati lembah dan hamparan savana liar yang menyegarkan mata.
Air Terjun Lapopu |
Air Terjun Tanggedu |
Selain air terjun, kamu juga bisa menikmati secercah kesegaran berenang di tengah laguna atau danau air asin, yaitu Danau Weekuri. Terjun bebas dari papan loncat dengan ketinggian kurang lebih 5 meter adalah pengalaman paling berkesan yang aku rasakan saat mengunjungi Danau Weekuri. Pemandangan gradasi warna air biru kehijauan menambah keunikan dari Danau Weekuri yang dapat kamu nikmati.
Danau Weekuri |
Ragam Adat dan Budaya
Selain pesona alamnya, Sumba juga kaya akan ragam adat dan budayanya. Masyarakat Sumba dikenal sebagai masyarakat yang ramah dan sangat menghormati adat, terbukti dari banyaknya desa adat yang masih bertahan di tanah Sumba. Kampung Adat Praijing dan Kampung Adat Ratenggaro adalah dua kampung adat yang aku kunjungi saat traveling ke Sumba.
Bersama sahabat trip Sumba di Kampung Adat Praijing |
Kedua kampung adat ini masih dihuni oleh masyarakat asli Sumba yang tinggal dalam rumat tradisional khas Sumba. Masyarakat masih mempertahankan keaslian rumah tradisional yang mereka huni. Rumah adat tradisonal khas Sumba disebut dengan Uma Bokulu (rumah besar) atau Uma Mbatangu (rumah menara) yang berbentuk rumah panggung dengan atap yang menjulan seperti menara. Keunikan lainnya yang dapat kamu temui di kedua kampung adat ini adalah keberadaan kuburan batu besar megalitikum disekitar kampung tersebut.
Kampung Adat Ratenggaro |
Selain itu, Sumba juga terkenal dengan kerajinan kain tenunnya yang sudah merambah ke kancah perdagangan internasional. Pembuatan kain tenun Sumba ini menjadi mata pencarian masyarakat Sumba yang proses pembuatannya merupakan warisan budaya turun temurun. Dengan kualitas yang sangat baik, kain tenun Sumba dapat dibandrol dengan harga paling mahal mencapai ratusan juta rupiah.
Kain Tenun khas Sumba |
Jadi, saat kamu berkesempatan menjelajah tanah Sumba, selain mengunjungi destinasi wisata alamnya, kamu wajib juga menyempatkan diri untuk berkunjung ke kampung adat khas Sumba dan membeli kain tenun Sumba untuk buah tangan. Saat mampir, jangan lupa juga sekedar ngobrol atau bertukar sapa dengan masyarakat sekitar ya.
Pulau Sumba adalah cerminan surga yang dapat kita nikmati di bumi nusantara Indonesia. Tidak ada salahnya menyisipkan Sumba ke dalam wish list liburan kamu setelah pandemi berakhir nanti. Aku yakin, sekali kamu datang ke Sumba, pasti kamu akan ketagihan dan bercita-cita akan kembali lagi suatu hari nanti. Itulah kesan yang aku rasakan saat pertama kali mengunjungi Sumba di tahun 2018 yang lalu. Semoga suatu saat nanti aku bisa kembali merasakan keindahan Sumba, surga kecil yang jatuh ke bumi.
Baca juga cerita tentang keindahan Danau Weekuri!
Article "Sumba, Surga Kecil yang Jatuh ke Bumi" protected